Waspada! Kenali 10 Ciri-Ciri Cacingan yang Sering Diabaikan pada Anak dan Dewasa

by

djnand

June 19, 2025

Waspada! Kenali 10 Ciri-Ciri Cacingan yang Sering Diabaikan pada Anak dan Dewasa

Infeksi cacing atau yang lebih dikenal dengan istilah cacingan adalah masalah kesehatan yang sangat umum terjadi, terutama di negara-negara beriklim tropis seperti Indonesia. Meskipun sering dianggap sebagai penyakit anak-anak, faktanya orang dewasa juga sangat rentan terinfeksi. Cacingan terjadi ketika parasit berupa cacing masuk dan hidup di dalam saluran pencernaan manusia, menyerap nutrisi penting dari tubuh inangnya. Kondisi ini tidak boleh dipandang sebelah mata, sebab jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius mulai dari kekurangan gizi, anemia, hingga gangguan tumbuh kembang pada anak.

Sering kali, gejala awal cacingan tidak spesifik dan mudah diabaikan karena mirip dengan keluhan kesehatan ringan lainnya. Banyak yang tidak menyadari bahwa rasa lelah berkepanjangan, perut kembung, atau gatal-gatal di area tertentu merupakan sinyal bahwa ada “tamu tak diundang” di dalam tubuh. Oleh karena itu, penting bagi kamu dan keluarga untuk mengenali ciri-ciri cacingan secara saksama. Dengan deteksi dini, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif, mencegah parasit berkembang biak dan menimbulkan kerusakan lebih lanjut pada tubuh.

10 Tanda dan Gejala Cacingan

Gejala infeksi cacing bisa sangat bervariasi, tergantung pada jenis cacing yang menginfeksi dan tingkat keparahan infeksi tersebut. Berikut adalah daftar gejala yang paling umum terjadi dan perlu kamu waspadai, baik pada diri sendiri maupun pada buah hati.

1. Gatal Intens di Area Anus, Terutama di Malam Hari

Ini adalah gejala paling khas dari infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis), jenis cacing yang paling sering menginfeksi anak-anak. Rasa gatal yang tak tertahankan di sekitar lubang anus, dan terkadang menjalar hingga area vagina pada wanita, biasanya akan memburuk pada malam hari. Hal ini terjadi karena cacing kremi betina dewasa akan bergerak dari dalam usus menuju ke area anus untuk bertelur. Aktivitas inilah yang memicu sensasi gatal hebat, menyebabkan penderitanya, terutama anak-anak, menjadi gelisah, sulit tidur, dan sering menggaruk area tersebut. Garukan ini berisiko menyebabkan iritasi, ruam kemerahan, bahkan infeksi bakteri sekunder pada kulit.

2. Gangguan Pencernaan yang Berulang

Kehadiran cacing di dalam usus dapat mengganggu fungsi normal sistem pencernaan. Gejala yang muncul bisa beragam, antara lain:

  • Sakit Perut: Nyeri atau kram perut yang datang dan pergi tanpa penyebab yang jelas.
  • Mual dan Muntah: Rasa tidak nyaman pada perut yang sering kali disertai keinginan untuk muntah.
  • Perut Kembung: Produksi gas berlebih akibat peradangan yang disebabkan oleh cacing di dinding usus.
  • Diare atau Sembelit: Infeksi cacing dapat merusak lapisan usus dan mengganggu keseimbangan cairan, yang dapat bermanifestasi sebagai diare. Pada beberapa kasus, gumpalan cacing dalam jumlah banyak justru dapat menyumbat usus dan menyebabkan sembelit. Jika diare berlangsung lebih dari dua minggu, ini bisa menjadi indikasi infeksi parasit yang lebih serius.

3. Kehilangan Nafsu Makan dan Penurunan Berat Badan

Salah satu ciri cacingan yang cukup signifikan adalah hilangnya nafsu makan secara drastis. Parasit yang hidup di dalam tubuhmu akan “mencuri” nutrisi dari makanan yang kamu konsumsi. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan gizi yang cukup, dan otak merespons dengan menurunkan sinyal lapar. Ketika kondisi ini berlangsung lama, terutama jika disertai dengan diare dan mual, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan menjadi akibat yang tak terhindarkan. Pada anak-anak, hal ini sangat berbahaya karena dapat menghambat proses tumbuh kembang mereka.

4. Terlihat Lemas, Lelah, dan Pucat (Anemia)

Rasa lelah yang berlebihan padahal tidak melakukan aktivitas berat? Hati-hati, ini bisa jadi pertanda cacingan. Beberapa jenis cacing, seperti cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), hidup dengan cara menancapkan dirinya pada dinding usus dan mengisap darah. Kehilangan darah secara terus-menerus dalam jangka waktu lama akan menyebabkan tubuh kekurangan sel darah merah atau anemia defisiensi besi. Gejala anemia meliputi badan terasa lemas, mudah lelah, pusing, sulit berkonsentrasi, dan wajah terlihat pucat.

5. Menemukan Cacing pada Feses atau Pakaian Dalam

Meskipun terdengar mengerikan, ini adalah tanda paling pasti dari infeksi cacing. Terkadang, cacing dewasa atau potongannya bisa ikut keluar bersama tinja saat buang air besar. Cacing kremi, misalnya, akan terlihat seperti potongan benang putih kecil yang bergerak-gerak. Sementara itu, cacing gelang (Ascaris lumbricoides) berukuran lebih besar dan bisa terlihat jelas. Potongan tubuh cacing pita (Taenia) juga bisa tampak seperti butiran beras atau potongan pita putih pada feses.

6. Batuk Kering dan Mengi (Napas Berbunyi)

Mungkin tidak banyak yang menyangka bahwa batuk bisa menjadi gejala cacingan. Namun, pada siklus hidup cacing gelang, larva yang menetas di usus dapat masuk ke aliran darah dan ikut bersirkulasi hingga mencapai paru-paru. Keberadaan larva di organ pernapasan ini dapat memicu reaksi peradangan, menyebabkan gejala yang mirip dengan asma atau pneumonia, seperti batuk kering yang tak kunjung sembuh, sesak napas, dan napas yang berbunyi (mengi).

7. Ruam Kulit yang Gatal dan Berbentuk seperti Jejak

Gejala ini spesifik untuk infeksi cacing tambang atau cacing benang (Strongyloides stercoralis). Larva cacing jenis ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan cara menembus kulit, biasanya melalui telapak kaki saat berjalan tanpa alas kaki di tanah yang terkontaminasi. Tempat masuknya larva ini akan menimbulkan ruam yang terasa sangat gatal. Pada beberapa kasus, pergerakan larva di bawah kulit dapat menciptakan jejak kemerahan yang berkelok-kelok, kondisi yang disebut sebagai cutaneous larva migrans.

8. Nyeri Otot dan Sendi

Gejala ini terutama dikaitkan dengan infeksi Trichinella spiralis, cacing yang masuk ke tubuh melalui konsumsi daging mentah atau setengah matang (terutama daging babi) yang terkontaminasi. Setelah masuk ke usus, larva cacing ini dapat menembus dinding usus dan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah, kemudian membentuk kista di jaringan otot. Hal ini dapat menyebabkan demam, nyeri otot dan sendi yang parah, sakit kepala, serta pembengkakan pada wajah, terutama di sekitar mata.

9. Perut Buncit namun Badan Kurus

Pada anak-anak yang mengalami infeksi cacing gelang yang parah, perut mereka bisa terlihat buncit atau membesar. Hal ini bukan disebabkan oleh lemak, melainkan karena jumlah cacing yang sangat banyak menumpuk di dalam usus dan menyebabkan peradangan serta penumpukan gas. Ironisnya, meskipun perutnya buncit, bagian tubuh lainnya seperti lengan dan kaki justru terlihat kurus karena kekurangan gizi yang kronis.

10. Tumbuh Kembang Terhambat pada Anak

Ini adalah dampak jangka panjang dan komplikasi paling mengkhawatirkan dari cacingan pada anak. Ketika anak terus-menerus kekurangan nutrisi penting seperti protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral karena “dicuri” oleh cacing, proses pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitifnya akan terganggu. Anak bisa mengalami stunting (perawakan pendek), berat badan kurang (underweight), hingga penurunan kemampuan belajar dan konsentrasi di sekolah.

Kesimpulan: Jangan Anggap Remeh dan Segera Bertindak

Cacingan bukanlah sekadar masalah gatal atau sakit perut biasa. Infeksi ini merupakan ancaman serius yang dapat menurunkan kualitas hidup, menghambat potensi anak, dan menyebabkan masalah kesehatan kronis. Mengenali ciri-ciri yang telah dipaparkan di atas adalah langkah pertama dan paling krusial dalam upaya pencegahan dan pengobatan. Gejala seperti gatal di anus, gangguan pencernaan, kelelahan, hingga penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya harus menjadi alarm bagi kamu untuk segera waspada.

Jika kamu atau anggota keluargamu mengalami satu atau lebih gejala tersebut, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan, seperti analisis sampel feses, untuk mengidentifikasi jenis cacing dan memberikan obat cacing yang tepat dan efektif. Selain pengobatan, yang tidak kalah penting adalah upaya pencegahan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti rutin mencuci tangan dengan sabun, memasak makanan hingga matang sempurna, menjaga kebersihan kuku, dan selalu menggunakan alas kaki saat beraktivitas di luar rumah. Dengan begitu, kamu dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman infeksi cacing.